MALAM 1 SURO

Written By Grace Brenda Renata on Thursday, May 18, 2017 | 3:54 PM




MALAM 1 SURO - Assalamualaikum dan salam sejahtera buat sobat KISMIS dimana pun berada. Kali ini aku akan menceritakan kisah nyata yang di alami oleh almarhumah ibu mertuaku. Langsung di simak ya. Malam 1 (satu) suro, siapa yang tidak tahu tentang fenomena mistis pada malam 1 suro. Sebagian besar rakyat indonesia, khususnya rakyat jawa pada umumnya. Sangat menghormati malam sakral tersebut. Terlebih-lebih dengan ibu mertuaku.
Saat itu tanggal 21 November 1980, pada saat itu ibu mertuaku tengah hamil tua, anak pertamanya yaitu kakak iparku. Sudah seharian ibu mertuaku merasakan mulas-mulas pertanda akan melahirkan. Sambil bershalawat ibu mertuaku mengelus-ngelus perutnya yang sedang merasa mulas. Karena malam ini adalah malam 1 suro, ibu mertuaku di temani oleh orang tuanya (almarhum/almarhumah kakek dan neneknya suamiku) dan juga bapak mertuaku.
Rasa bahagia ingin menyambut kelahiran anak pertama dan juga cucu pertama begitu juga rasa khawatir karena kakak iparku akan lahir tepat pada malam 1 suro. Suasana begitu mencekam pada saat itu. Ketika mulas-mulas makin teratur bapak mertuaku memanggil dukun bayi untuk membantu proses melahirkan ibu mertuaku. Singkat cerita ketika proses melahirkan berlangsung bapak dan kakek mengaji, juga dengan nenek bershalawat.
Hujan deras di tambah petir menambah mencekamnya malam itu. Tepat jam 12 malam, lahirlah kakak iparku dengan jenis kelamin perempuan. Seiring dengan tangis bayi yang terlahir ke dunia. Terdengar pula suara tangis dan tertawa perempuan di atap rumah mertuaku. (Pada tahun itu seluruh keluarga suamiku tinggal di Bumiayu – Jawa Tengah). Kalau kalian pernah membaca ceritaku yang berjudul “kuntilanak menunggu orang melahirkan” kalian akan tahu dimana tepatnya kejadian ini terjadi.
Lanjut ke cerita. Tak hanya mendengar suara wanita tertawa dan menangis, tapi rumah seakan bergoyang seperti gempa. Seluruh keluarga berdoa agar di beri keselamatan oleh Allah SWT. Kemudian kakek dan dukun bayi keluar untuk melihat sekaligus mengusir “mereka”. Kuntilanak, wewe gombel dan juga pocong ada di atap, di belakang bahkan di sekeliling rumah. Sambil membaca doa dan melempar garam di sekeliling rumah, kakek dan dukun bayi berbicara kepada “mereka” untuk pergi dari sini.
Wajah yang hancur, bau busuk dan muka yang gosong sempat membuat bulu kuduk kakek berdiri. Selang setengah jam akhirnya mereka bisa di usir dari situ. Sampai sekarang kakak iparku jadi mempunyai kelebihan melihat masa depan dan berinteraksi dengan “mereka”.
Note: peristiwa ini terjadi di desa gunung Puyuh, Bumiayu, Jawa Tengah.

0 comments:

Post a Comment

 photo unnamed 4_zpssowdg4kj.gif
 photo unnamed 6_zpsonzivypp.gif